Cari Blog Ini

05 Februari 2009

proposal skripsi saya

Pengaruh Pemahaman Ajaran Karma

terhadap Pola Pikir Masyarakat Buddhis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karma merupakan istilah umum yang dikenal oleh masyarakat Buddhis maupun anggota masyarakat yang lain. Karma bukan suatu hal yang asing bagi masyarakat. Ajaran tentang karma bukan hanya dimiliki oleh agama Buddha saja tetapi juga ada di dalam ajaran kaum Upanisad, kaum Ajivika, dan Jaina (Kalupahana, 1986: 38-39). Selain itu, ajaran karma terdapat di dalam agama Hindu. Ajaran karma yang dianut oleh agama dan kepercayaan tersebut berbeda konsep, isi, dan maknanya. Menurut agama Buddha, karma adalah perbuatan yang didahului oleh niat atau kehendak (cetana). Dengan adanya niat atau kehendak itu, maka seseorang berbuat melalui badan jasmani, perkataan, atau pikiran (Anguttara Nikaya III, 2001: 295). Perbuatan yang dilandasi oleh niat (cetana) akan menimbulkan akibat (vipaka). Perbuatan baik akan menghasilkan akibat yang baik. Demikian juga dengan perbuatan buruk, akan menghasilkan akibat yang buruk.

Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya umat Buddha telah mengenal ajaran tentang karma. Kebanyakan umat Buddha mendapatkan pengetahuan tentang ajaran karma dari ceramah-ceramah dan buku-buku bacaan Buddhis. Bagi yang duduk di bangku sekolah maupun perkuliahan, mendapatkan pengetahuan tentang ajaran karma dari mata pelajaran dan mata kuliah yang diajarkan oleh guru maupun dosen. Pengetahuan yang dimiliki oleh umat Buddha tentang ajaran karma masih kurang mendalam.

Pemahaman mengenai ajaran karma yang kurang mendalam disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor pendidikan dan kecerdasan. Pada umumnya, bila seseorang mempunyai pendidikan yang rendah maka ia akan mendapatkan pengetahuan ajaran tentang karma yang sedikit. Demikian juga dengan kecerdasan yang kurang mengakibatkan seseorang akan sulit untuk memahami ajaran karma. Selain faktor pendidikan dan kecerdasan, pemahaman ajaran karma yang kurang mendalam disebabkan oleh informasi yang diterima mengenai ajaran karma masih kurang. Informasi tentang ajaran karma yang masih kurang disebabkan oleh masih sedikitnya guru agama Buddha, penceramah, dan minimnya literatur Buddhis yang membahas ajaran tentang karma.

Pemahaman mengenai ajaran karma yang kurang mendalam menyebabkan salah pengertian terhadap ajaran karma yang sesuai dengan ajaran Buddha. Misalnya, umat Buddha cenderung bersikap pasrah dengan permasalahan yang dihadapi tanpa berusaha menyelesaikan permasalahannya. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut merupakan hasil karmanya sendiri. Mereka bersikap pasrah dengan akibat karmanya, padahal tidak semua permasalahan yang dihadapi karena hasil karma. Dalam agama Buddha, karma merupakan salah satu dari 24 paccaya (Narada, 1998: 57). Paccaya adalah kondisi, syarat, sebab, ketergantungan, sesuatu yang menyebabkan lainnya, bergantungan padanya untuk dapat timbul (Kompilasi Istilah Buddhis, 2005: 81). Karma merupakan salah satu sebab (paccaya) yang menimbulkan permasalahan dalam kehidupan ini.

Pemahaman yang salah terhadap ajaran karma mempengaruhi pola pikir seseorang yang akan mempengaruhi perbuatan dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, pola pikir yang baik membuat orang memiliki tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga, bila seseorang memiliki pola pikir yang tidak baik maka akan melakukan perbuatan atau tindakan yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran karma dapat menimbulkan pola pikir negatif bagi seseorang bila pemahaman mereka tentang ajaran karma masih kurang atau bahkan salah pengertian. Pola pikir yang tidak sesuai, dapat membuat umat Buddha melakukan perbuatan yang kurang sesuai dengan ajaran agama Buddha. Misalnya, seseorang berpaham fatalistik karena ajaran karma dengan menganggap bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena karma. Seseorang tersebut beranggapan bahwa ia menjadi orang miskin karena akibat karmanya maka menjadi malas bekerja dan putus asa.

Pola pikir seseorang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Pada umumnya, pola pikir orang yang memiliki pendidikan yang tinggi berbeda dengan pola pikir orang yang memiliki pendidikan yang rendah. Perbedaan pola pikir tersebut disebabkan oleh perbedaan pengetahuan yang dimiliki. Selain faktor pengetahuan, pola pikir yang berbeda juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan dapat membentuk seseorang memiliki pola pikir negatif (http://www.maapservices.org/About Autism Aspergers.asp). Misalnya, seseorang yang hidup dalam lingkungan yang masyarakatnya gemar mabuk-mabukan, maka ia dapat melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.

Pemahaman ajaran karma yang keliru dapat membuat seseorang mempunyai pandangan salah mengenai ajaran karma. Pandangan yang salah tersebut misalnya karma disamakan dengan takdir. Seseorang menganggap bahwa segala sesuatu yang menentukan kehidupan adalah karma. Manusia mengalami kebahagiaan dan penderitaan diakibatkan oleh karma. Pandangan tersebut adalah salah karena karma bukan satu-satunya sebab yang menentukan kehidupan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berusaha untuk mengkaji permasalahan mengenai pemahaman ajaran karma yang berhubungan dengan pola pikir masyarakat Buddhis yang disajikan dalam skripsi dengan judul ”Pengaruh Pemahaman Ajaran Karma terhadap Pola Pikir Masyarakat Buddhis”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah posisi ajaran karma Buddhis yang mempengaruhi kondisi pola pikir masyarakat Buddhis?

2. Bagaimanakah pengaruh pemahaman ajaran karma terhadap pola pikir masyarakat Buddhis?

3. Bagaimanakah solusi agama Buddha untuk mengubah pola pikir negatif dari masyarakat Buddhis yang disebabkan oleh pemahaman ajaran karma?

C. Tujuan Kajian

Tujuan dari penulisan proposal ini adalah:

1. Menjelaskan posisi ajaran karma Buddhis yang mempengaruhi kondisi pola pikir masyarakat Buddhis.

2. Menjelaskan pengaruh pemahaman ajaran karma terhadap pola pikir masyarakat Buddhis.

3. Menjelaskan solusi agama Buddha dalam mengubah pola pikir negatif dari masyarakat Buddhis yang disebabkan oleh pemahaman ajaran karma.

D. Kegunaan Kajian

Tulisan ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai pemahaman yang benar terhadap ajaran karma agar tidak menimbulkan pola pikir negatif dari masyarakat Buddhis.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan mampu mengubah pola pikir negatif pada masyarakat Buddhis yang disebabkan oleh pemahaman yang salah tentang ajaran karma.

E. Metode Kajian

Pendekatan yang dipakai dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan kajian pustaka. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik kawasannya maupun peristilahannya (Kirk & Miller dalam Moleong, 2005: 4). Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif, metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen (Denzin & Lincoln dalam Moleong, 2005: 5). Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dan filosofis. Dengan menggunakan pendekatan tersebut, penulis membaca, menafsirkan, dan menganalisis data yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, objek penelitian yang diangkat adalah pemahaman ajaran karma dan pola pikir masyarakat Buddhis. Penulis menganalisis objek penelitian dengan cara mengungkap pemahaman benar dan pemahaman salah tentang ajaran karma yang dapat menyebabkan pola pikir yang positif maupun negatif pada masyarakat Buddhis. Penulis menghubungkan pemahaman benar dan pemahaman salah tentang ajaran karma dengan pola pikir masyarakat Buddhis. Pemahaman yang benar tentang ajaran karma dihubungkan dengan pola pikir yang positif pada masyarakat Buddhis. Demikian juga dengan pemahaman yang salah tentang ajaran karma dihubungkan dengan pola pikir yang negatif pada masyarakat Buddhis.

Metode deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kountur, 2005: 105). Metode deskriptif juga diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti suatu objek, baik berupa nilai-nilai budaya manusia, sistem pemikiran filsafat, nilai-nilai etika, nilai karya seni, sekelompok manusia, peristiwa atau objek budaya lainnya (Kaelan, 2005: 58). Metode deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori dan menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (Hasan, 2002: 22). Sedangkan pengertian kajian pustaka yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian (Zed, 2008: 3). Menurut Hasan (2002: 45), dalam studi kepustakaan seorang peneliti mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi, atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya. Melalui studi kepustakaan, penulis mencari dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan ajaran karma dan pola pikir masyarakat Buddhis.

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland & Lofland dalam Moleong, 2005: 157). Data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data atau informasi berupa deskriptif, naratif, dokumen pribadi, opini, konsep-konsep, argumentasi atau respon dari responden serta sumber yang berkaitan atau literatur yang ada relevansinya dengan objek penelitian. Objek penelitian berupa sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dari teks-teks/kitab suci Agama Buddha. Sumber sekunder berasal dari buku-buku Buddhis, buku-buku umum, majalah, jurnal, artikel, data dari internet maupun data lain yang berhubungan dengan permasalahan ajaran karma dan kondisi pola pikir masyarakat Buddhis yang dipengaruhi oleh ajaran karma.

Setelah melakukan pengumpulan data yang berkenaan dengan objek penelitian melalui referensi kepustakaan, penulis mempelajarinya dan melakukan pengolahan data dan analisis data dengan langkah sebagai berikut:

1. Deskripsi Data

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 258). Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 239). Jadi deskripsi data adalah pemaparan dan penggambaran dengan jelas dan terperinci dari bahan-bahan yang dapat dijadikan dasar kajian. Penulis berusaha menjelaskan tentang ajaran karma Buddhis dan pola pikir masyarakat Buddhis. Setelah itu, penulis melakukan pengembangan konsep mengenai hal tersebut berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Patton dalam Hasan, 2002: 97). Penulis menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan membedah konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan ajaran karma dan pola pikir masyarakat Buddhis, sehingga memperoleh kejelasan arti atau makna dari konsep-konsep atau teori-teori tersebut.

F. Definisi Istilah

Untuk memahami dengan jelas dan benar mengenai penggunaan istilah dalam judul skripsi “Pengaruh Pemahaman Ajaran Karma terhadap Pola Pikir Masyarakat Buddhis”, maka diperlukan adanya penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi. Istilah-istilah tersebut akan dijelaskan satu per satu dan ditarik kesimpulan.

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 843). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 811), pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.

Ajaran adalah segala sesuatu yang diajarkan; nasihat; petuah; petunjuk (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 17). Karma adalah perbuatan manusia ketika hidup di dunia; hukum sebab akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 509). Karma juga diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan oleh jasmani, perkataan, dan pikiran yang baik maupun yang jahat (Abhidhammathasangaha, 2005: 277). Jadi ajaran karma adalah ajaran tentang perbuatan manusia yang berhubungan dengan sebab akibat dan dilakukan melaluin jasmani, perkataan, dan pikiran yang baik maupun yang tidak baik.

Pola adalah bentuk struktur yang tetap, sedangkan pikir adalah akal budi; ingatan; angan-angan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 885, 872). Pola pikir adalah kerangka berpikir (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 885). Jadi pola pikir adalah bentuk pemikiran atau kerangka pemikiran seseorang.

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 721). Menurut Naylor, Thomas H. dkk. (1996: 124), masyarakat adalah kemitraan orang-orang bebas yang punya komitmen kepada saling perawatan dan pemeliharaan pikiran, tubuh, hati, dan jiwa yang satu dan lainnya melalui sarana keikutsertaan. Buddhis adalah penganut Buddhisme (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 170). Buddhisme adalah ajaran yang dikembangkan oleh Sidharta Gautama yang antara lain mengajarkan bahwa kesengsaraan adalah bagian kehidupan yang tidak terpisahkan dan orang dapat membebaskan diri dari kesengsaraan dengan menyucikan mental dan moral diri pribadi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 170). Buddhis dapat diartikan sebagai umat Buddha, yaitu orang yang berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha (Kompilasi Istilah Buddhis, 2005: 29). Jadi masyarakat Buddhis adalah sekelompok orang yang beragama Buddha atau dapat diartikan sebagai umat Buddha.

Berdasarkan definisi istilah di atas dapat dipertegas bahwa maksud dari proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Pemahaman Ajaran Karma terhadap Pola Pikir Masyarakat Buddhis” adalah daya yang ditimbulkan dari cara memahami ajaran sebab akibat yang berhubungan dengan perbuatan manusia yang dilakukan melalui jasmani, perkataan, dan pikiran yang baik maupun yang tidak baik terhadap kerangka berpikir atau pemikiran dari umat Buddha.

G. Bahan atau Materi Penelitian

1. Sumber Primer

Bodhi (Ed.). 2002. The Connected Discourses of the Buddha (Samyutta Nikaya) Volume I. Oxford: The Pali Text Society.

__________. 2002. The Connected Discourses of the Buddha (Samyutta Nikaya) Volume IV. Oxford: The Pali Text Society.

Horner, I. B. (Ed.). 2000. The Middle Length Sayings (Majjhima Nikaya) Volume I. Oxford: The Pali Text Society.

_______________. 2000. The Middle Length Sayings (Majjhima Nikaya) Volume III. Oxford: The Pali Text Society.

Masefield, Peter. 1997. The Udana. Oxford: The Pali Text Society.

Norman. 2004. The Word of the Doctrine (Dhammapada). Oxford: The Pali Text Society.

Woodward (Ed.). 2000. The Book of the Gradual Sayings (Anguttara Nikaya) Volume I. Oxford: The Pali Text Society.

_____________. 2000. The Book of the Gradual Sayings (Anguttara Nikaya) Volume III. Oxford: The Pali Text Society.

_____________. 2000. The Book of the Gradual Sayings (Anguttara Nikaya) Volume V. Oxford: The Pali Text Society.

2. Sumber Sekunder

Adikari, A (Ed.). 1991. Sambhasa (Mahabodhi Contenary Commemorative Volume). Nugegoda: A Publication of the Branch of Piriven Education of the Ministry of Education and Higher Education.

Bodhi. Tanpa Tahun. Jalan Kebahagiaan Sejati. Terjemahan oleh Hendra Widjaja. 2006. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.

Buddhadasa. Tanpa Tahun. Pesan-Pesan Kebenaran. Terjemahan oleh Dewi Kumuda Gayasih. 2005. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.

Dhammananda, Sri. 1994. Treasure of the Dhamma. Taipei: The Corporate Body of the Buddha Educational Foundation.

Dhammananda, Sri. 2004. Keyakinan Umat Buddha. Terjemahan oleh Ida Kurniati. 2005. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.

Harvey, Peter. 2004. An Introduction to Buddhist Ethics. Cambridge: Cambridge University Press.

Janakabhivamsa. Tanpa Tahun. Abhidhamma Sehari-hari. Terjemahan oleh Ashin Jinorasa. 2005. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.

Kaharuddin, Pandit J. 2005. Abhidhammatthasangaha. Tangerang: Vihara Padumuttara.

(kamus buddha dhamma dan rampaian dhamma juga ya)

Kalupahana, David J. 1976. Filsafat Buddha. Terjemahan oleh Hudaya Kandahjaya.1986. Jakarta: Erlangga.

Keluarga Buddhis Brahmavihara. 2004. Bahagia dalam Dhamma 2. Makasar: Tim Penerbit Buku Dhamma KBBV Makasar.

Kirthisinghe, Buddhadasa P. 1999. Buddhism & Science. Delhi: Motilal Banarsidasa Publishers Private Limited.

Ledi, Sayadaw. 1965. The Manuals of Buddhism. Rangoon: A SBVMS Publication.

Malalasakera, G. P. (Ed.). 1979. Encyclopaedia of Buddhism Volume VI. Srilanka: The Government of Sri Lanka.

Mukti, Krishnanda Wijaya. 2003. Wacana Buddha Dhamma. Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan.

Nanamoli (Ed). 1975. The Path of Purification (Visuddhi Magga). Oxford: The Pali Text Society.

Narada. 1988. The Buddha and His Teachings. Taipei: The Corporate Body of the Buddha Educational Foundation.

Naylor, Thomas H. dkk. 1995. Pencarian Makna Sebuah Kehidupan. Terjemahan oleh Anton Adiwiyoto. 1996. Jakarta: Binarupa Aksara.

Nyanaponika. Tanpa Tahun. Serba-Serbi Karma (Kumpulan Artikel). Terjemahan oleh Lanny Anggawati dan Wena Cintiawati. 2003. Klaten: Wisma Sambodhi.

Nyanatiloka. Tanpa Tahun. Buddhist Dictionary (Manual of Buddhist Terms and Doctrines. Neo Pee Teck Lane: Singapore Buddhist Meditation Centre.

Payutto. 1993. Good, Evil and Beyond. Bangkok: Buddhadharma Foundation Publications.

Piyadasi. 1991. The Spectrum of Buddhism. Taipei: The Corporate Body of the Buddha Educational Foundation.

Rinpoche, Dagpo. Tanpa Tahun. Karma. Terjemahan oleh Tim Buku Kadam Choe Ling Bandung. 2004. Bandung: Kadam Choe Ling.

San, Chan Khoon. 2006. Buddhism Course. Klang: Bro Chan Khoon San.

Santina, Peter Della. 1997. The Tree of Enlightment. Taipei: Chico Dharma Study Foundation.

Shen, C. T. 1983. Mayflower II (on the Buddhist Voyage to Liberation). Taipei: The Corporate Body of the Buddha Educational Foundation.

Tee, Jeffrey Po Gim. 2003. The Buddhist Companion. Geylang: Buddhist Research Society.

Tim Ekayana. 1997. Karma dan Tumimbal Lahir. Bandung: Yayasan PMVBI.

Uttamarasa. 2004. The Buddhist Way of Daily Life. Penang: The Penang Buddhist Association.

Wahyono, Mulyadi. 2002. Pokok Pokok Dasar Agama Buddha. Jakarta: Departemen Agama R. I.

Wowor, Cornelis. 2004. Hukum Kamma Buddhis. Jakarta: CV Nitra Kencana Buana.

Zangpo, Shenphen. 2004. Releasing Life: An Ancient Buddhist Practice in the Modern World. Taipei: The Corporate Body of the Buddha Educational Foundation.

H. Jadwal Penelitian

1. Penyusunan Proposal bulan September-Oktober 2008

2. Seminar Proposal dilakukan mulai tangal 3-8 November 2008

3. Penulisan Skripsi dimulai bulan November 2008-Juni 2009

4. Ujian dan Revisi dilakukan pada bulan Juli 2009

I. Rancangan Skripsi

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Kajian

D. Kegunaan Kajian

E. Metode Kajian

F. Definisi Istilah

BAB II POSISI AJARAN KARMA BUDDHIS YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA PIKIR MASYARAKAT BUDDHIS

A. Ajaran Karma Buddhis

1. Pengertian Karma dan Sebab Karma

2. Karma Sebagai Ajaran Sebab-akibat

3. Pembagian Karma

B. Posisi Ajaran Karma Buddhis

1. Sebagai Landasan umat Buddha untuk bermoral dan beretika

2. Sebagai salah satu representasi berlakunya paticcasamuppada

3. Sebagai filsafat jalan tengah

BAB III PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN KARMA TERHADAP POLA PIKIR MASYARAKAT BUDDHIS

A. Pengaruh Negatif dari Pemahaman yang Salah tentang Ajaran Karma

1. Pandangan Salah Mengenai Ajaran Karma

a. Karma Bersifat Fatalistik

b. Karma Bersifat Deterministik

2. Pola Pikir Negatif pada Masyarakat Buddhis

a. Fatalistis

b. Dogmatis

c. Pesimis

d. Egois

e. Apatis

B. Pemahaman Benar tentang Ajaran Karma

1. Pandangan Benar (Samma Ditthi)

2. Pola Pikir Positif pada Masyarakat Buddhis

BAB IV SOLUSI AGAMA BUDDHA UNTUK MENGUBAH POLA PIKIR NEGATIF YANG DISEBABKAN PEMAHAMAN AJARAN KARMA

A. Pemahaman yang Benar tentang Ajaran Karma

1. Hukum Karma Bagian dari Lima Hukum Niyama

2. Karma Bagian dari 24 Paccaya

3. Kammasakka,Kammadayada,Kammayoni,Kammabandhu, Kammapatisarana

B. Manfaat Memahami Ajaran Karma

1. Kesabaran

2. Keyakinan

3. Percaya diri

4. Pengendalian diri

5. Kekuatan

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kaelan, M.S. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma.

Kaharuddin, Pandit J. 2005. Abhidhammatthasangaha. Tangerang: Vihara Padumuttara.

Kalupahana, David J. 1976. Filsafat Buddha. Terjemahan oleh Hudaya Kandahjaya.1986. Jakarta: Erlangga.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Kountur, Ronny. 2005. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Naylor, Thomas H. dkk. 1995. Pencarian Makna Sebuah Kehidupan. Terjemahan oleh Anton Adiwiyoto. 1996. Jakarta: Binarupa Aksara.

Widya, Dharma K. 2005. Kompilasi Istilah Buddhis. Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda.

Williams, Donna. 2004. Merubah Pola Pikir, (Online). (http://www.maapservices.org/About_Autism_Aspergers.asp), diakses 19 Oktober 2008.

Woodward (Ed.). 2000. The Book of the Gradual Sayings (Anguttara Nikaya) Volume III. Oxford: The Pali Text Society.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.