Cari Blog Ini

11 Februari 2009

Kamma

Kamma

Kata kamma berarti perbuatan. Dalam Agama Buddha yang disebut kamma adalah suatu perbuatan berupa pikiran, perkataan, dan kehendak yang didahului oleh niat atau kehendak. Perbuatan itu akan memberikan akibat yang disebut vipaka atau phala (buah). Perbuatan yang baik (kusala kamma) akan menimbulkan akibat yang menyenangkan dan perbuatan yang tidak baik (akusala kamma) akan berakibat pula yang tidak menyenangkan.

Sang Buddha pernah bersabda, "O bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan kamma. Sesudah berkehendak, orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan, dan pikiran." (Anguttara Nikaya, II: 415).

Kamma bukanlah suatu ajaran yang membuat manusia cepat putus asa dan juga bukan ajaran tentang adanya nasib yang sudah ditakdirkan. Kamma meliputi apa yang telah lampau dan keadaan pada saat ini. Keduanya bersama-sama mempengaruhi pula hal-hal yang akan datang. Oleh karena itu, saat sekarang, saat yang nyata, dan berada dalam tangan kita sendiri ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan akibat dan akibat ini merupakan pula sebab lain yang meghasilkan akibat yang lain dan begitu seterusnya, sehingga kamma sering juga disebut sebagai hukum sebab akibat.

Sang Buddha pernah bersabda," Sesuai benih yang ditaburkan, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebaikan akan mendapatkan kebaikan, pepmbaut kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah benih-benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya." (Samnyutta Nikaya I:227).

Sumber:

  1. Mengenal Lebih Dekat Agama Buddha, Dharma K. Widya, Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, September 2002.
  2. Hidup danKehidupan, Pandit J. Kaharuddin, Tri Sattva Buddhist Centre Pumpunan Pengajaran Agama Buddha, Asadha 1991.

http://www.buddhistonline.com/dasar/kamma.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar